Gambar Habib Di MTs N 1 Pemalang , Ketua PWI-LS Kota Surakarta Ingatkan Nilai Kebangsaan Dan Jasa Para Pahlawan

 


BERITA- Ketua Perjuangan Walisongo Indonesia – Laskar Sabilillah Kota Surakarta, RT Sudrajat Dwijodipuro, mengecam keras  foto bergambar seorang habib di MTs Negeri 1 Pemalang yang viral di media sosial

Pemasangan foto tersebut kata RT Sudrajat  tidak hanya mencederai kita sebagai anak bangsa yang sangat menjunjung tinggi nilai nilai perjuangan para pahlawan bangsa.

Akan tetapi sebagai aparatur sipil negara, oknum pegawai MTs Negeri 1 Pemalang yang memasang foto habib tersebut patut di pertanyakan rasa kebangsaanya.

Kementerian Agama selaku pihak yang paling bertanggung jawab dalam persoalan ini, harus menegur keras sekaligus memberikan sanksi tegas terhadap oknum yang melakukan pemasangan foto habib di sekolah negeri, yang notabene seharusnya membangun kecintaan kepada para pahlawan bangsa, bukan warga asing pengaku cucu nabi.

Indonesia adalah bangsa pejuang, bukan bangsa pecundang. Ribuan pejuang dan pahlawan gugur membela bangsa, Indonesia kaya akan pitutur luhur, nasehat nasehat bijak yang sampai hari ini masih terus bisa kita ingat.

Semua kata dan nasehat bijak  tentu harus kita terima dengan baik. Tetapi nasehat yang di barengi dengan narasi gambar akan memanipulasi pola pikir menjadi doktrin terhadap tokoh yang terpampang di dalamnya. Apalagi tokoh tersebut adalah orang asing pengaku cucu nabi yang belum bisa di klarifikasi kebenaranya. 

Kenapa bukan gambar bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara dengan nasehatnya yang berbunyi ‘ Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Atau kata bijak yang lain “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia” 

Kenapa bukan gambar sang Proklamator dengan kata bijaknya ‘ Kejarlah Cita Citamu Setinggi Bintang Di Langit’. Kenapa bukan gambar Bung Hatta dengan kata bijaknya  “Jangan mengejar cita-cita untuk memperoleh harta yang banyak. Tujuannya sebaik-baiknya untuk masyarakat banyak” .

Kenapa bukan gambar Sutan Syahrir dengan kata bijaknya, “Kemerdekaan nasional bukan pencapaian akhir, tapi rakyat bebas berkarya adalah pencapaian puncaknya’.

Sekali lagi, nasehat dan kata bijak  tentu  kita terima dengan baik. Tetapi nasehat yang di barengi dengan narasi gambar akan memanipulasi pola pikir menjadi doktrin terhadap tokoh yang terpampang di dalamnya

Hal itu yang harus kita waspada bersama. Gerakan senyap para oknum habib klan ba’alwi lewat para mukhibinya yang ingin merusak sejarah, dan nilai nilai kepahlawanan bangsa di semua lini pemerintahan dan masyarakat  harus kita waspadai.

Belum hilang dari ingatan kita bagaimana leluhur mereka di selipkan dalam sebuah buku pelajaran  madrasah sebagai tokoh pendiri NU di atas KH .Hasyim Asy’ari. Bagaimana para oknum habib klan baalwi membangun cerita cerita kurofat, agar umat tersesat. 

Bagaimana  mereka merusak sejarah dan membangun sejarah palsu agar generasi penerus lupa akan sejarah bangsanya sendiri.

Sejak dulu para oknum klan baalwi menjadi duri bagi perjalanan bangsa ini. Mereka menganggap dirinya lebih tinggi dari warga pribumi, sehingga menjadikan sebagian masyarakat kita budak budak spiritual.

Ingat !! kita adalah bangsa pejuang bukan pecundang. Kenali sejarahmu maka kamu akan mencintai bangsa dan negaramu.

Lebih baru Lebih lama