RT Sudrajat : Menjaga Budaya, Berkarya Untuk Bangsa
BUDAYA-Budaya adalah hasil budi daya olah akal dan pikiran yang lahir dari sekelompok masyarakat dalam sebuah bangsa. Budaya juga merupakan identitas yang menunjukkan peradaban suatu masyarakat maupun sebuah negara.
Oleh karena itu, budaya dapat dijadikan sebagai pembeda antara bangsa atau kelompok masyarakat satu dengan lainnya. Seperti halnya budaya jawa, budaya sunda, budaya papua, dan budaya budaya kesukuan lainya yang ada di Indonesia. Untuk menyatukan perbedaan budaya tersebut maka di rangkailah menjadi satu yaitu Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda tetapi tetap satu.
Hal tersebut di sampaikan oleh Ketua PWI-LS Kota Surakarta, RT Sudrajat Dwijodipuro saat mengurai pentingnya bangsa ini menjaga budaya yang di wariskan para leluhur, sekaligus wujud kekaryaan para generasi muda dalam membentengi diri dari arus budaya luar yang merusak moral dan kepribadian bangsa.
Melalui Bhinneka Tunggal Ika, perbedaan tersebut di satukan menjadi kekuatan yang saling melengkapi dan mengisi, sehingga selaras dan harmony. Ibarat pagelaran music keroncong, antara alat music yang satu dengan yang lain suaranya berbeda beda, namun saat di satukan akan menjadi selaras dan harmony sehingga enak di dengar.
Dalam konteks bermasyarakat, harmony adalah menjaga hubungan baik antar manusia. Mereka saling menghormati, saling memahami, saling menyayangi, selalu berbuat baik, berkata lemah lembut, sopan santun baik di lingkungan keluarga, maupun masyarakat.
Inilah yang di sebut peradaban perilaku bangsa Nusantara yang menjunjung tinggi nilai nilai luhur, adab dan budi pekerti. Atas dasar peradaban budaya inilah, maka para pendiri bangsa dan para ulama menyepakati Pancasila sebagai dasar dalam bernegara.
Pancasila mendasarkan pada perilaku demokrasi yang beradab melalui sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Saling memahami dan menghormati, ‘ yen ra gelem di senggol yha aja nyenggol’. Bukan kebebasan atas nama demokrasi yang menghujat dan sebebas bebasnya.
Budaya bangsa Nusantara tidak mengajarkan demikian, oleh karena itu untuk menjaga budaya bangsa tersebut, kita harus mengenal, setelah mengenal akan tumbuh rasa mencintai, setelah mencintai pasti berkeinginan untuk menjaga dan melestarikan.
Sebagai generasi pewaris budaya, kita harus bangga dengan budaya bangsanya sendiri. Sebab dengan memiliki rasa bangga pada budaya, secara otomatis akan tumbuh jiwa kebangsaan yang kuat. Akan menjadi masyarakat yang memiliki jatidiri
Juri Lina, seorang penulis asal Swedia mengungkapkan tiga cara kaum penjajah Barat melakukan penjajahan tanpa harus dengan berperang mengangkat senjata.
1. Melakukan pengkaburan sejarah sebuah bangsa dengan membuat sebanyak mungkin anak-anak bangsa lupa akan sejarah bangsanya.
2. Menghancurkan bukti-bukti sejarah hingga tak bisa lagi dengan mudah membukikan kebenaran sejarah bangsanya.
3. Berupaya memutus hubungan sebanyak mungkin putra bangsa dengan leluhurnya.
Selama ini kita mengenal para wali, khususnya walisongo yang telah melakukan siar di Nusantara, sehingga sampai hari ini Islam dapat menjadi agama mayoritas.
Namun banyak dari kita tidak pernah mengetahui bagaimana beratnya perjuangan para wali dalam menyebarkan siar Islam di tengah masyarakat yang sudah ribuan tahun memeluk keyakinan hindu buda.
Oleh karena itu dengan mengenal perjuangan dan peradaban budaya islam yang di bangun para wali, kita akan mengenal sekaligus mencintai para leluhur leluhur kita.
Peradaban sejarah Nusantara setiap masa terus berkembang, sejak jaman Mataram kuna, beralih ke Daha, Jenggala dan Kediri, kemudian ke Pajajaran, Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram Islam, kebudayaan tersebut terus berkembang.
Peralihan masa dari Majapahit ke Demak, para wali banyak melakukan asimilasi budaya, menyelaraskan budaya masyarakat yang sudah ada agar sesuai dengan syariat namun tidak menghilangkan akar budaya yang ada di masyarakat.
Strategi tersebut bagian dari siar para wali yang di lakukan dengan cara mengikuti arus budaya local.
Para wali saat melakukan siar juga mengedepankan kemanusian, seperti menolong jika ada orang yang sakit, membantu dalam hal pertanian, perikanan dan lainya. Cara tersebut adalah bagian dari membangun hubungan para wali dengan masyarakat, agar islam mudah di terima.
(red)
Post a Comment