Ketua PWI-LS Kota Surakarta Suarakan Warning !! Apa Yang Di Lakukan Raffi Ahmad Selaku Utusan Khusus Presiden

 


Sabtu, 1 Februari 2025 publik di kagetkan oleh utusan khusus Presiden bidang pembinaan generasi muda dan pekerja seni, Raffi Ahmad, yang berkunjung ke kediaman mantan imam besar Front Pembela Islam, salah satu ormas yang pernah di bubarkan dan di larang oleh Pemerintah sejak 30 Desember 2020, lantaran kerap bertindak intoleran mengarah radikalisme.

Dalam unggahanya di Instagram, Raffi Ahmad menulis, “Alhamdulillah berkesempatan bersilaturahmi bersama Habib Rizieq Shihab. Beliau berbagi banyak wawasan tentang pembinaan generasi muda Islami,” demikian tertulis dalam keterangan unggahannya.

Selain itu, dalam diskusi tersebut keduanya juga membahas rencana acara keagamaan untuk generasi muda. Kami berdiskusi agar lebih banyak majelis taklim dan kegiatan di rumah ibadah sebagai wadah diskusi konstruktif bagi generasi muda. Saya yakin, melalui forum-forum seperti ini, akan lahir generasi yang berkontribusi luar biasa bagi umat dan bangsa

Sebagai utusan Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, seharusnya Raffi paham siapa yang di kunjungi. Mantan pentolan organisasi terlarang yang kerap menyebarkan narasi provokasi dan intoleran, demikian di sampaikan oleh Ketua Perjuangan Walisongo Indonesia  Kota Surakarta, RT Sudrajat Dwijodipuro.

Apa yang di lakukan Raffi Ahmad sebagai utusan pembinaan generasi muda dan pekerja seni tentu sangat bertolak belakang dengan tupoksinya, apalagi selama ini mantan pentolan FPI tersebut kerap terlihat di medsos menghasut masyarakat terhadap upaya pelestarian kebudayaan yang di lakukan oleh Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, melalui narasi propinsi berhala.  

‘ Lebih banyak menjadikan majelis taklim sebagai wadah diskusi ini tentu sangat baik sekali. Akan tetapi jika majelis taklim di usung dari kelompok penyuara kilafah dan intoleran, justru ini akan menumbuhkan bibit bibit baru radikalisme. Sebab mereka seakan di beri ruang oleh Pemerintah melalui utusan khusus Presiden’ Tegas Ketua Perjuangan Walisongo Indonesia - Laskar Sabilillilah Kota Surakarta.

Utusan khusus Presiden seharusnya memahami dinamika sosial politik di masyarakat. Memahami nilai nilai nasionalisme dan kebangsaan. Memahami kerangka Bhinnneka Tunggal Ika yang di bingkai untuk kekuatan bangsa. Perbedaan kebudayaan adalah kekuatan bangsa Indonesia yang senantiasa harus di jaga oleh seluruh anak bangsa. 

Tidak mengandalkan ketenaran, tetapi kapasitas dan profesionalisme dalam bekerja.  

Pembinaan generasi muda seharusnya berakar pada budaya bangsa yang mengedankan kearifan di setiap daerah. Melalui dunia pendidikan sejak dini agar dapat membentuk generasi muda yang unggul, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur, mencintasi bangsa dan negara.

Melalui komunitas budaya, pelestari seni dan ruang lingkup milenial.  Melalui TPA TPQ berbasis moderat, bukan pengusung kilafah.

Oleh karena itu saya melihat,  utusan khusus Presiden bidang pembinaan gernerasi muda dan pekerja seni tersebut tidak mampu mengimplementasikan tupoksinya.

Tidak memiliki kapasitas sebagai utusan khusus Presiden. Tidak memahami dinamika umat yang terjadi di masyarakat, tidak memiliki rasa nasionalisme pada bangsa dan negara. Jauh dari peng-implementasian nilai nilai sila dalam Pancasila.

‘ Saya berharap Presiden Prabowo meninjau ulang utusan khusus Presiden tersebut, bahkan kalau perlu di resufle di ganti oleh mereka yang memiliki kapasitas sesuai dengan tupoksinya. Jangan sampai utusan khusus Presiden justru kontra produktif dengan misi dan visi Presiden Prabowo didalam memajukan bangsa dan negara.’ Jelasnya

Jangan sampai kejadian yang pernah menimpa mantan utusan khusus Presiden  bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan terulang kembali, karena tidak memiliki kapasitas dalam bekerja.

Lebih baru Lebih lama