PWI-LS-Di sela sela mengikuti acara tahlil bersama kanca kaji ulama Kraton Kasunanan Surakarta, Ketua Perjuangan Walisongo Indonesia dan Laskar Sabilillah (PWI-LS) Kota Surakarta, RT Sudrajat Dwijodipura mengatakan, ke ikut sertaaan pengurus Perjuangan Walisongo Indonesia di setiap acara budaya dan keagamaan di Keraton Solo, merupakan bagian dari kepedulian mereka terhadap keberlangsungan budaya jawa, khususnya budaya jawa yang ada di Kraton Kasunanan Surakarta.
Keraton Surakarta sebagai punjer budaya jawa di Nusantara
tentu harus kita jaga keberlangsunganya. Tidak hanya dari dalam internal
keraton sendiri saja, tapi dari luar kita juga harus ikut menjaganya.
Apalagi saat ini tengah marak pembelokan dan pemalsuan sejarah
yang di lakukan oleh para oknum habib dari
kelompok Ba’alwi, sehingga Perjuangan Walisongo Indonesia Kota Surakarta
memiliki kewajiban untuk menjaganya.
Organisasi PWI–LS sebut RT Sudrajat, di dirikan di Buntet,
Banten, memang memiliki misi dan visi salah satunya adalah menjaga kearifan
budaya serta menjaga harkat dan martabat bangsa.
Sebagai punjer budaya bangsa, Keraton tentu di jadikan target
penguasaan oleh kelompok yang ingin merusak sejarah bangsa.
Hal itu harus kita waspadai, sebab peristiwa pemalsuan makam
KRT Sumodiningrat dan penghabiban makam para leluhur yang saat ini marak beredar
di media sosial, tentu harus kita sikapi secara serius.
Apalagi sebagai generasi penerus bangsa kita memiliki kewajiban
untuk menjaganya.
Sebab jika tidak kita waspadai, mereka akan masuk ke dalam sendi sendi pusat sejarah dan kebudayaan bangsa.
Bahkan tanpa segan mereka
berani menyebut dirinya bagian dari trah ningrat Nusantara. Klaim yang di
lakukan para oknum habib tersebut harus kita waspadai.
Keraton sebagai pusat peradaban jawa di Nusantara harus
mampu menjaga dan melindungi adi luhung budayanya, agar tidak ikut terjebak
oleh klaim para oknum habib Ba’alwi yang mengaku dirinya sebagai cucu nabi.
Padahal pengakuan mereka sebagai cucu nabi tidak terbukti secara
ilmiah oleh kajian pustaka KH Imaddudin dan hasil kajian test DNA.
Narasi hoaks dan pembelokan sejarah yang di lakukan oleh para oknum habib tersebut harus di tangkal, sekecil apapun narasi tersebut.
Jangan
biarkan ada ruang untuk mereka membangun narasi. Sebagai generasi muda penerus
bangsa, kita harus menjaga bumi pertiwi dari penjajahan bangsa asing.
Karena penjajahan yang mereka lakukan tidak lagi melalui
senjata, melainkan melalui doktrin keyakinan mengaku sebagai cucu nabi dan merusak sejarah, membangun makam makam palsu agar terlihat mereka sudah berada
di Nusantara sejak dahulu kala, serta melakukan klaim jika datuk mereka adalah
pendiri bangsa. Indonesia
Ketua Perjuangan Walisongo Indonesia Kota Surakarta mengingatkan,
agar pusat pusat peradaban budaya yang ada di Nusantara mewaspadai gerakan mereka.
Sebab narasi pembelokan sejarah yang lakukan oleh orang orang yang tidak
bertanggung jawab tersebut tak lagi secara sembunyi, melainkan terang terangan
di media sosial.
Sehingga ke depan dapat kita nilai bisa menjadi sumber perusak literasi sejarah bangsa.
Kesadaran masyarakat terhadap perilaku para oknum
habib ba’alwi sudah mulai tinggi, hal itu tentu dapat menumbuhkan semangat
nasionalisme dan patriotisme.
Kegaduhan yang di lakukan oleh para oknum habib akhir akhir
ini harus di tangkal melalui rasa persatuan dan kesatuan bersama.
Pancasila sebagai ideologi bangsa harus kita jaga dan
pertahankan, jangan sampai narasi yang di buat oleh para oknum habib tersebut
mencerai beraikan rasa nasionalisme kita.
Sejarah tidak pernah mencatat perjuangan para habib di era sebelum
kemerdekaan, justru mereka di datangkan Belanda untuk menghalangi
perjuangan para pejuang melawan penjajahan Belanda.
Oleh sebab itu, melalui gerakan Perjuangan Walisongo Indonesia
kita semua berharap, seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap sejarah dan
warisan budaya bangsa, bersama sama menjaga pusat pusat kebudayaan,
seperti keraton dan makam para leluhur dari ancaman perusakan.
Jaga wilayah dan daerah masing masing. Perkuat peran
organisasi PWI -LS di daerah masing masing. Berjalanlah sesuai visi dan misi
organsisai, tidak melakukan gerakan individu hanya untuk sekedar pencitraan belaka.
Sebab dengan saling
menjaga daerah masing masing, pemalsuan makam dapat kita cekal, sekaligus dapat
membangun penguatan organisasi di daerah masing masing, tukasnya.